Tuesday, January 29, 2013

Apa itu Public Relations?


Dalam bahasa Indonesia, biasa public relations disebut dengan Humas (yaitu, hubungan masyarakat). Struktur departemen ini memang disiapkan untuk menjadi “juru bicara” bagi institusi untuk memberikan informasi resmi kepada pihak-pihak luar. Untuk model institusi non profit, struktur PR ini biasanya berbentuk Corporate PR. Sedangkan untuk institusi pencari keuntungan (biasanya berbentuk perusahaan), biasanya memiliki bentuk Marketing PR. Otomatis, bentuk Marketing PR sendiri memiliki irisan atau pun kesamaan fungsi dengan struktur marketing (pemasaran) produk atau jasa dari perusahaan yang dimaksud. Ada pun, fungsi-fungsi yang dapat diwujudkan oleh PR itu sendiri antara lain :
Membangun hubungan baik dengan media massa
Media massa, baik cetak maupun online merupakan sumber berita bagi masyarakat. Apapun jenis informasinya, bisa disampaikan oleh media massa untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas. Termasuk pula di antaranya jenis informasi terkait produk atau jasa yang dihasilkan, ataupun untuk membangun pencitraan yang positif atau menghindari ekses negatif dari isu. Dengan pemanfaatan media massa yang tepat, akan menjadi sarana pemberian informasi ke luar institusi yang berefek luas dan berbiaya rendah.
konferensi pers (press conference) adalah media yang biasa digunakan bagi departemen PR untuk berkomunikasi dengan media massa. teknisnya, dalam setiap isu yang ingin digulirkan, PR mengundang media massa untuk hadir dalam press conference. media lainnya adalah interview langsung, tetapi ini biasanya langsung dilakukan oleh pihak mass media yang menghubungi PR perusahaan.
Membangun reputasi dan pencitraan positif
Kontinyuitas komunikasi yang dilakukan dapat diarahkan pada pembentukan citra yang positif dari institusi di mata masyarakat luas. Tentunya, ini semua dapat dibangun dengan berdasarkan kesamaan value yang dituntut oleh konsumen masing-masing produk atau jasa. Kesamaan value yang saya maksudkan dapat berupa : harga yang murah, keberterimaan perusahaan di kalangan masyarakat, gerakan cinta lingkungan hidup, corporate social responsibility, dan lain-lain.
citra positif seharusnya merupakan turunan dari strategi organisasi/individu dalam pembentukan citra yang dikehendaki ada dalam benak konsumen/target komunikan. sebaiknya, citra positif memang didatangkan dari fakta/tindakan yang dilakukan, bukan atas pemutarbalikan kebohongan di masa lalu.
Menetralisir isu-isu negatif
Sama halnya dengan subjudul sebelumnya, hanya saja diarahkan untuk mensiasati isu-isu negatif yang mengarah pada institusi. Pastinya, ada berbagai strategi komunikasi yang dapat dilakukan untuk menghadapi berbagai jenis isu yang mungkin muncul. Salah satunya misalnya adalah memberi tanggapan yang bersifat meng-counter isu miring yang datang. Selanjutnya, dapat dilakukanmaintain persepsi masyarakat terhadap isu miring yang bersangkutan.
satu kisah hebat bagaimana company berhasil melakukan counter issue negative ada pada kasus Indomie. jadi ceritanya, Indomie di Taiwan mendapat sorotan buruk, karena tidak mencantumkan bahan yang ada di dalam proses produksinya, ke dalam kemasan yang memuat mie hasil produksi tersebut. hebatnya adalah, indofood berhasil menangkis issue ini di masyarakat Indonesia, bahkan hingga tersiar ke seluruh dunia, dengan issue positive yang lain : Indomie adalah makanan nasional Indonesia. dan citra nasionalisme berhasil menutup citra negatif tentang bahan yang tidak disebutkan tersebut. semuanya dilakukan kurang dari 24 jam :)
Berkomunikasi dengan konsumen dan stakeholder
Tidak hanya masyarakat luas yang menjadi sasaran dari struktur PR ini (melalui media massa, seperti sudah disebutkan sebelumnya di atas), tapi dapat juga lingkup yang lebih kecil lagi, yakni kalangan konsumen produk atau jasa saja atau bahkan hanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap institusi (biasanya disebut dengan stakeholder). Prinsip paling sederhana, dari komunikasi yang kontinyu dari struktur PR kepada kedua jenis sasaran ini adalah mempertahankan trust yang sudah ada.
harapan terbesar dari keberadaan struktur PR dalam organisasi adalah, pihak ketiga (tanpa imbalan materi) yang melakukan komunikasi kepada target. jadi dengan pemeliharaan hubungan yang baik, dan ditunjang dengan tindakan-tindakan nyata yang pernah dilakukan, sebaik-baiknya public relation adalah ketika pihak ketiga yang mengkomunikasikan tentang organisasi/individu kita sendiri.
Mempublikasikan produk dan/atau jasa
Publikasi produk dan/jasa juga dapat memanfaatkan struktur maupun fungsi dari PR ini. Terutama publikasi dalam bentuk berita tentang produk dan/atau jasa tertentu. Di sini, pemanfaatan kompetensi jurnalistik memegang peranan penting dalam pembuatan dan penyiapan berita produk dan/atau jasa.
Mempublikasikan event kegiatan
Event kegiatan yang dimiliki oleh institusi, termasuk di antaranya eventmarketing, dapat pula dipublikasikan secara luas melalui media massa. Oleh karena itu, menjadi tantangan tersendiri bagi struktur PR untuk dapat berkolaborasi dengan struktur pemasaran terkait dengan bentuk event seperti apa yang akan menjadi sumber pemberitaan yang baik bagi media massa.
Mengundang simpati publik
Pemanfaatan momentum peristiwa yang tepat, bila di-blow up dengan strategi PR yang cocok, dan kontinyuitas komunikasi PR akan dapat menghadirkan simpati publik bagi institusi yang bersangkutan. Jika posisi institusi sudah di atas angin seperti ini, strategi komunikasi PR dapat dilanjutkan untuk membangun citra positif institusi di mata masyarakat pada umumnya, dan konsumen sertastakeholder institusi secara khusus.
seringkali, perusahaan/institusi non-profit bekerja sama dengan konsultan public relations. gunanya untuk berdiskusi tentang pesan apa yang sebaiknya disampaikan, bagaimana menyampaikannya serta melalui media apa. biasanya, para konsultan PR sendiri memang sudah berteman dengan media massa. sehingga akan memudahkan untuk menggunakan jejaring pers yang sudah dimiliki oleh mereka.
Sumber: (http://ikhwanalim.com/2009/04/22/apa-itu-public-relations/)

No comments:

Post a Comment